Namun setelah menemukan sumber bau wangi tersebut, kakak sulung dari empat bersaudara itu justru jatuh cinta pada seorang Dewi yang menjadi penunggu pohon Taru Menyan. Tak berselang lama, kakak sulung tersebut akhirnya menikahi sang Dewi. Setelah menikah, hadirlah sebuah kerajaan kecil yang letaknya persis ditepi danau Batur, tempat pohon itu tumbuh. Meskipun sang Dewi telah menikah, namun pohon Taru Menyan masih terus mengeluarkan bau yang sangat harum. Karena takut diserang oleh kerajaan lain karena bau semerbak dari pohon Taru Menyan, maka sang Raja memerintahkan penduduk kerajaan menghilangkan bau wangi dengan cara meletakkan beberapa jenazah tepat dibawah pohon tersebut. Cara itu ternyata berhasil, karena pohon Taru Menyan sudah tak mengeluarkan bau wangi dan jenazah yang ada dibawah pohon itu juga tak mengeluarkan bau busuk.
Sampai saat ini masyarakat Desa Trunyan masih melakukan pemakaman dengan cara meletakkan jenazah begitu saja dibawah pohon Taru Menyan. Namun yang dimakamkan di tempat tersebut hanyal orang yang berhati mulia.
0 komentar:
Posting Komentar